Putra Raja Tuanku Bosa XIV, DR. Filius Chandra Akan Dilewakan Sebagai Datuk Majoindo

Putra Raja Tuanku Bosa XIV, DR. Filius Chandra Akan Dilewakan Sebagai Datuk Majoindo

Pasaman Barat, AsiaPeristiwa.com - Sejarah akan terukir di masyarakat Kampuang Mandahiling, Jorong Merdeka, Nagari Talu. Direncanakan prosesi sakral pada Minggu, 24 Agustus 2025 akan digelar, tokoh yang dikenal dengan kepemimpinan santun dan memiliki visi membangun, Dr. Filius Chandra, SE, MM, akan dinobatkan sebagai Datuak Majoindo, gelar adat yang sarat makna, melambangkan kebijaksanaan, keberanian, dan pengabdian tanpa pamrih kepada kaum dan nagari.

Penobatan ini memiliki makna khusus, karena Filius Chandra adalah putra dari Tuanku Bosa XIV, almarhum Fadlan Mualip, seorang tokoh adat yang disegani dan dikenang atas dedikasinya bagi masyarakat. Dengan demikian, gelar ini bukan hanya penghormatan pribadi, tetapi juga kelanjutan dari jejak pengabdian keluarga yang telah memberi warna dalam perjalanan adat dan pemerintahan di Pasaman Barat.

Prosesi penobatan akan diiringi kemegahan seni tradisi Minangkabau, Randai Rantau Pauah, Ronggeng dan Debus Simpang, Saluang Dangdut Pasaman Barat - Payakumbuh, serta Tari Manjagang Nigho Orion Bangkok. Seluruhnya menjadi simbol kebersamaan dan kegembiraan masyarakat menyambut lahirnya seorang pemimpin adat baru.

Acara sakral ini akan dihadiri Gubernur Sumatera Barat, Walikota Padang, Bupati Pasaman Barat, Tuanku Bosa XV, serta para pemuka adat se-Kabupaten Pasaman Barat. Kehadiran para tokoh tersebut menunjukkan bahwa adat istiadat tetap menjadi fondasi penting dalam membangun kebersamaan dan kemajuan daerah.

Bagi masyarakat Kampuang Mandahiling, gelar Datuak Majoindo adalah amanah leluhur. Ia bukan sekadar gelar, melainkan janji untuk menjadi penuntun, penjaga, dan pengayom. Sosok Dr. Filius Chandra dipercaya mampu memegang amanah itu, melanjutkan warisan kepemimpinan ayahandanya, dan membawa nagari ke arah kemajuan yang berakar pada nilai adat dan budaya.

“Agenda ini bukan hanya penobatan gelar adat, tapi juga bentuk penghormatan kepada sejarah dan leluhur kita. Kami ingin generasi muda melihat bahwa adat itu hidup, berkembang, dan menjadi kekuatan persatuan. Kehadiran tokoh-tokoh penting pada hari itu akan menambah semangat kita untuk menjaga warisan ini,” ujar Ketua Panitia Palewaan, Teguh, Kamis (21/8/2025).

Dikatakan, masyarakat pun diundang untuk hadir dan menyaksikan momen bersejarah ini. Sebab, penobatan ini bukan hanya milik seorang Datuak, tetapi milik seluruh anak nagari yang cinta adat, menghargai sejarah, dan bangga pada tanah kelahirannya, ujar Teguh. (Apc-rjt)

#Datuk Majoindo